Semalam, sudah larut, anak saya yang umurnya hampir 8 tahun. Menangis. Ia turun dari kamarnya di lantai atas menuju kamar Ibu-Bapaknya.
”Hu…u…u…” Air mata berlinang di kedua matanya.
“Ada apa sayang?” saya menyapanya dengan penuh perhatian.
“Ada…P….R….”
“Mana PR-nya, coba lihat.”
PR semacam ini? Saya bicara dalam hati. Jangankan anak SD, anak SMA yang mau UN dan SPMB/UMPTN 2008 saja belum tentu bisa. PR itu adalah pengetahuan tentang not angka dan not balok. Bagaimana menentukan birama, bagaimana nilai setiap ketukan, bagaimana mengubah dari not angka ke not balok, dan lain-lain.
“Sudah, kamu tidur saja dulu. Biar Mama yang beresin. Besok pagi Mama yang ngajari kamu. Kamu tinggal ikuti cara Mama. OK?” saya mencoba menenteramkannya.
Ia setuju. Kembali ke kamar. Bisa tidur dengan pulas.
Istriku berusaha keras untuk mengerjakan PR itu tetapi sulit. Padahal istriku seorang sarjana, pandai, cantik, tidak sombong dan baik hati. Urusan menyanyi, istriku paling hebatnya. Suaranya menyentuh kalbu.
Urusan teori not balok dan not angka, itu urusan berbeda. Istriku tahu bahwa suaminya bisa not balok. Ia lihat ketika main gitar, suaminya bisa membaca not balok. Suaminya juga pernah bercerita ketika SMP di Tulungagung pernah belajar not balok. Ketika ulangan teori seni musik hampir pasti meraih nilai sempurna. Berlangsunglah diskusi dengan seru.
Secara bertahap istriku mulai memahami not balok. Sampai akhirnya ia paham betul teori not balok. Ia berhasil menyelesaikan PR anaknya. Dengan bangga lagi.
”Ih…jadi seneng. Bisa not balok,” kata istriku dengan berbinar-binar.
Saya tahu betul istriku sangat berbahagia: mampu menyelesaikan PR anaknya. Kebahagiaan yang hakiki.
Mengapa?
Istriku dapat begitu bahagia karena ia mengerjakan dengan sepenuh hati. Ia menghadapi tantangan setahap demi setahap. Ia merasa kemampuannya semakin bertambah.
Mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati adalah rahasia sukses.
Ketika saya mengamati para siswa yang akhirnya lulus UN dan SPMB dengan baik, mereka selalu berlatih dengan sepenuh hati. Mereka menikmatinya. Mereka menghadapi tantangan tahap demi tahap. Bukan merasa terbebani, mereka justru mencari soal-soal baru yang belum mereka kuasai.
Dengan cara ini, ia akan meraih sukses dengan riang gembira. Bila Anda dapat berlatih UN, SPMB, UMPTN 2008 dengan sepenuh hati saya yakin Anda pasti sukses!
Semudah itu?
Ya. Semudah itu dan tidak semudah itu.
Sepenuh hati itu mudah dikatakan tetapi banyak orang gagal melakukannya. Seorang ibu memarahi anaknya yang merengek minta dibelikan mainan. Mengapa ibu itu kesal? Karena ibu itu tidak sepenuh hati menghadapi rengekan anaknya. Pikiran dia pecah dengan mengharapkan agar anaknya tidak merengek. Harapan dalam hati agar anaknya tidak merengek ini lah yang membuat ibu itu tidak sepenuh hati menangani rengekan anaknya.
Andai ibu itu sepenuh hati menghadapi “hanya” rengekan anaknya, tiba-tiba rengekan itu menjadi peluang bagi mereka untuk lebih dekat secara emosional. Ibu itu akan berusaha sepenuh hati memahami anaknya. Anaknya pun akan berusaha memahami posisi ibunya. Akan menjadi sebuah momen membahagiakan.
Anda yang sedang mempersiapkan diri untuk UN, SPMB, UMPTN 2008 juga mudah terpancing untuk tidak sepenuh hati. Ketika akan belajar bentrok jadwal dengan keinginan nonton Ayat-Ayat Cinta. Atau sebaliknya, ketika nonton Ayat-Ayat Cinta teringat belum belajar UN, SPMB. Sama saja! Tidak akan dapat menikmati kedua-duanya.
Ketika belajar, sepenuh hatilah belajar. Ketika nonton Ayat-Ayat Cinta, sepenuh hatilah menontonnya. Anda pasti akan menikmatinya dan berhasil meraih prestasi. (Prestasi apaan dengan nonton Ayat-Ayat Cinta?)
Kabar baiknya, ada sesuatu yang mudah membuat kita sepenuh hati. Cikzen Mihaly, pakar kreativitas dan flow, mengatakan bahwa kita akan mudah untuk menjadi sepenuh hati dalam tiga bidang. Tiga bidang tersebut adalah musik, olah raga, dan sex.
Secara alamiah, musik, olah raga, dan sex memancing para pelakunya untuk melakukan dengan sepenuh hati. Pengalaman saya ketika main gitar mengkonfirmasi pendapat Mihaly. Pengalaman saya main badminton menguatkan pendapat Mihaly. Pengalaman saya … … …???
Apa pun bidang yang kita hadapi, bila kita berusaha sepenuh hati kita akan dapat menikmatinya. Ada beberapa tips dari Mihaly agar kita dapat mengerjakan sepenuh hati segala hal yang kita hadapi. Tetapi akan terlalu panjang bila saya tuliskan di sini.
Bagaimana pendapat Anda?
Salam hangat….
(agus Nggermanto; pendiri APIQ)
APIQ: Inovasi Pembelajaran Matematika. APIQ membuka program kursus matematika kreatif yang mengembangkan kecerdasan anak dengan cara fun, gembira, dan mengasyikkan serta lebih cepat. APIQ menumbuhkan motivasi belajar anak dengan pendekatan Quantum Learning, Quantum Quotient, dan Experiential Learning. Berbeda dengan pendekatan metode pendidikan atau pembelajaran matematika yang pada umumnya menempatkan aljabar sebagai fundamental, APIQ justru menempatkan aritmetika sebagai fundamental utama matematika. Pendekatan aritmetika menjadikan matematika lebih konkret tidak abstrak seperti aljabar. APIQ mempelajari matematika secara utuh dari aritmetika, aljabar, geometri, statistik, kalkulus, dan lain-lain. APIQ menyiapkan program untuk anak usia 4 tahun (TK), SD, SMP, SMA, sampai lulus SMA (preuniversity). APIQ membuka peluang bagi Anda yang berminat membuka cabang franchise. Anda dapat menghubungi APIQ di apiq.wordpress.com atau (022) 2008621 atau 0818 22 0898 atau quantumyes@yahoo.com . APIQ berasal dari kata Aritmetika Plus Inteligensi Quantum.
Kamis, 07 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar